Senin, 31 Agustus 2015

Kita Dengan celah bodohnya

Karna cinta tidak akan pernah punya kosa kata 'berhenti'.
Tidak akan ada pula alasan buat 'mengusaikan' cerita.
Dan tidak akan pernah terlintas niat 'mengakhiri'.
Apa kamu tahu, beberapa yang pergi adalah mereka yang menyerah pada pilihannya, yang tadinya menggebu-gebu, yang tadinya berapi-api, tapi padam juga oleh masa dan keadaan, beberapa memang tercipta singkat, tapi upaya jangka waktu itu tak terbatas, ada Kata KITA dalam pengupayaannya, meski terkadang kita bertentangan pada topik tertentu,  KITA yang sebenarnya tak akan bertindak BODOH, dan melontarkan kosa kata yang menamatkan KITA, bukan KITA yang sebenarnya ketika dalam keadaan emosi, mengambil keputusan dengan terburu-buru, Bukan KITA yang sebenarnya ketika tiap pertikaian ada USAIKAN SAJA. 
Karna KITA tak akan pernah punya spasi seperti 'K I T A', kamu tahu? KITA yang sebenarnya tak akan pernah punya celah, bahkan setitik.

Rabu, 26 Agustus 2015

Seketika yang berhenti dengan perlahan

Jika keadaan tak lagi berpihak, apa yang akan kamu lakukan? Bahkan setelah semua benar-benar pergi, dan yang tertinggal hanya gambar abadi, meski tak bernyawa, dengan seribu bahasa, iya menjelaskan kebisuan dan keheningan terlahir, bahwa tak pernah seindah hari-hari berikutnya, "senja kala itu", seperti hari yang berlanjut jika dia tak pernah ada, kamu dengan pesonamu, membuatnya terpukul berkali-kali di keadaan hina, yang sekali pun tak pernah tersesali, kamu hanya wujud yang tak tersentuh, tapi terasa nyata, jika saja angan ingin berlama-lama menetap di tahtamu, kenikmatan apalagi yang kamu sanggah? Semua yang terjadi adalah jalan, kemana kamu harus pergi esok, kemana kamu akan menjejakkan langkah yang tumpang tindih tersobek, jatuh bangun terhempas, coba ceritakan semesta yang mana kamu singgahi seabad ini?!, jangan menyimpan iramanya sendiri, biarkan tiap roh-roh berikutnya yang berhasil ke bumi meneruskannya hingga ke era tak terhingga. Biarkan generasimu yang memberdayakan hampa sebagai mestinya.