Seketika yang berhenti dengan perlahan
Jika keadaan tak lagi berpihak, apa yang akan kamu lakukan? Bahkan setelah semua benar-benar pergi, dan yang tertinggal hanya gambar abadi, meski tak bernyawa, dengan seribu bahasa, iya menjelaskan kebisuan dan keheningan terlahir, bahwa tak pernah seindah hari-hari berikutnya, "senja kala itu", seperti hari yang berlanjut jika dia tak pernah ada, kamu dengan pesonamu, membuatnya terpukul berkali-kali di keadaan hina, yang sekali pun tak pernah tersesali, kamu hanya wujud yang tak tersentuh, tapi terasa nyata, jika saja angan ingin berlama-lama menetap di tahtamu, kenikmatan apalagi yang kamu sanggah? Semua yang terjadi adalah jalan, kemana kamu harus pergi esok, kemana kamu akan menjejakkan langkah yang tumpang tindih tersobek, jatuh bangun terhempas, coba ceritakan semesta yang mana kamu singgahi seabad ini?!, jangan menyimpan iramanya sendiri, biarkan tiap roh-roh berikutnya yang berhasil ke bumi meneruskannya hingga ke era tak terhingga. Biarkan generasimu yang memberdayakan hampa sebagai mestinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar