Senin, 25 Januari 2016

Berakhir di akhiran paragraf tak berujung

Semua mati, bukan berarti tak berfungsi, tapi hilang kendali, semua berakhir begitu menghancurkan, sebelumnya sungguh di yakini, lalu berakhir tanpa pernah percaya nyata, mungkin terpukulnya tepat mengenai pusatnya, semua rubuh sekali hempasan kata, berakhir begitu mengguncang, kiamat di batin sungguh tak bisa terselesaikan, ketika melihat kebahagiaan semua begitu datar, senyum begitu palsu, dan kebersamaan begitu munafik, rasa untukku bukan lagi apa yang manis, semua terasa tawar, semua hanya berjalan seperti di naskah, tanpa ada likaliku, semua bahagia tak dapat pagi terjamah dengan hati, semua kecewa tak pernah lagi menjadi sakit, semua cemburu tak lagi mengguncang otak kiri, semua yang dulunya normal tidak stabil lagi, semua yang dulunya penuh harapan menjadi malam yang hanya berhias bintang, tanpa pernah menanti kejora berjatuhan, semua hal yang layak tidak lagi menjadi luar biasa, semua ketidak mungkinan hanya menjadi biasa saja, terjadilah sebagai mana Sang pencipta menulismu, ketika harus berlutut pada kecewa, mungkin raga ini siap untuk bangkit lagi, tapi tidak untuk bermimpi lagi, mungkin pagi tetap cerah, tapi banyak ruang di hati yang masih begitu senyap oleh malam, pernah menjadi terluka berkali-kali, pernah bangun dari kehancuran di kesekian kali, pernah merasa bahagia yang talik ulur, pernah tertawa yang benar-benar menertawakan sesuatu, pernah menangis sejadi-jadinya, pernah kehilangan arah selenyap-lenyapnya, pernah memiliki hingga tak pernah berkeinginan dimiliki, pernah dimiliki hingga lupa arti sendiri, pernah pergi hingga lupa arah pulang, pernah pulang tanpa bepergian kemana-mana.
Kamu tak pernah sebegitu menyedihkan seperti ini, jika kau menemui sosok yang bernama aku, mungkin kamu telah menuju ke jalan yang dimana kamu akan mati untuk merasa apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar