Rabu, 21 Agustus 2019

Pasangan identik untuk tulang rusak

Diumur saya sekarang yang tidak muda lagi, saya mencoba realistis untuk hidup yang mungkin saja bisa lebih baik besok, besok lusa, besoknya lagi dan besok seterusnya. Hari ini (26.27.11.91) di umur tepat 28 tahun saya memutuskan itu berhenti berangan-angan untuk dapat menikahi manusia yang sangat saya inginkan (cintai).
Menurut saya, menikah dengan orang yang kita inginkan adalah sebuah kemewahan untuk orang yang miskin seperti saya tentunya. Kalian tidak akan pernah mengerti, bagaimana hebatnya merasakan hal yang diinginkan dan terjadi begitu saja.
Bagi saya sendiri itu adalah hal yang sangat luar biasa, bisa di katakan keajaiban.

~Wikepedia

Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ, malam ketetapan) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur'an.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lailatulkadar)

Saya senang melantunkan surah Al-Qadar, karna saya selalu percaya Allah SWT Maha Baik, untuk segala keajaiban-keajaiban yang memang menjadi hak bagi tiap Hamba-Nya.

Tapi sekarang berbeda, saya berhenti mengharapkan keajaiban. Karna menurutku hal itu terjadi untuk orang-orang yang memang terlahir beruntung.

Setiap kebahagiaan yang orang lain rasakan, saya selalu menyelipkan doa alih-alih merasa iri. Agar kelak saya bisa merasakan bahagia seperti itu kiranya. Seputus asa itu menginginkan apapun.

Sungguh hal yang kekanakan bagi manusia yang sudah hidup di muka bumi selama dua puluh delapan tahun lamanya, jika masih percaya pada  keajaiban-keajaiban akan terjadi jika :
*Membuat permohonan ketika melihat bintang jatuh (🌟)
*Membuat permohonan sebelum meniup lilin kue tart
*Dan percaya, ketika bermimpi menaiki puncak gunung yang sangat tinggi, adalah pertanda bahwa apa yang diinginkan akan segera terwujud.

Dan sampai saat ini pun masih percaya, bahwa doa bagaikan menggayuh sepeda ke tempat yang sangat jauh, jika kita gigih tanpa berhenti, maka akan segera pula kita sampai pada tujuan itu. Tapi ternyata salah. Sebab kita adalah ketetapan-ketetapan yang sudah pasti.
Takdir kita tidak dapat diadendum seenak ke-ingin-an.

Saya lupa, benar-benar lupa, nyatanya kita akan dihadiahkan 'apa yang kita butuhkan, (tidak) apa yang kita inginkan'. Keajaiban itu ... (semu).

Setiap harapan yang sudah ku upayakan semaksimal sanggup-ku, anggap saja sebuah hadiah dariku, untukmu. Sebagai wujud turut andil saya dalam upaya menyelamatkan senyummu di hari bahagiamu kini.

Tadinya ku pikir Tuhan mendukung segalanya, setiap harapan yang berjalan lancar, bersyukur rencana Allah sejalan dengan harapanku (sambil bersyukur dalam hati), nyatanya aku bukan  pemeran utamanya. Maha Merencana lebih Berkuasa agar ceritamu berlanjut ke cerita dia. Orang yang kini kamu kasihi.

Satu-satunya keajaiban yang terjadi adalah, kamu dan aku masih bisa bernafas hari ini. Entah siapa yang berada disisi-mu. Tentunya dia adalah salah satu manusia beruntung lainnya. Kamu tahu mengapa? Sebab dia memilikimu.

Terinspirasi oleh drama korea~
(because this is my first life)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar