Ketika beberapa anaknya tumbuh dengan watak yang keras kepala, apa di dalam hubungan keluarga itu masih ada kasih sayang? Itu yang terjadi selama ini, kasih sayang yang tentunya seorang ibu berikan kepada anak tidak ia peroleh, tapi ayah yng memberikannya, apakah dengan begitu semua sama saja? Tentu saja tidak, tugas seorang ibu dalam pertumbuhan anaknya adalah seperti perumpamaan, apa yang kau tanam, kelak itulah yang kau tuai, kau bisa memetiknya suatu saat, entah itu baik ataupun buruk. Ketika kelak tuamu kau pertanyakan, mengapa anak yang ku besarkan susah payah berperilaku mengecewakan saat ini, sebaik kembali lagi anda mengupas masa lalu, untuk lebih paham yang terjadi saat ini adalah dampak dari masa lalu.
Adalah seotang anak ke tiga dari keluarga tersebut, yang menjalani masa kuliahnya tanpa kerinduan yang hangat seperti yang teman-temannya lakukan tiap akhir semester, mungkin hanya merindukan rumah dengan beberapa kenangan kecil sepermainan di dalamnya, tapi tidak pada kerinduan yang tertuju pada sesosok perempuan yang tengah memasak di dapur rumah saat itu, ketika ujian akhir semester berakhir semua teman sibuk merindukan apa yang sangat hangat untuk diulang tanpa jenuh, tapi berbeda dengan dia, sebut saja jingga. Setiap harinya dengan kegembiraan yang tergambar di senyum manisnya tiap hari, tidak sama sekali memperlihatkan kehangatan yang kurang iya dapatkan ketika kembali ke kampung halaman. Terkadang ada pikiran-pikiran untuk berlibur ke tempat lain, atau berdiam diri di kosan selama beberapa pekan, mungkin dengan begitu sedikit kehangatan bisa iya ciptakan. Meskipun demikian, tiap manusia dengan cara yang berbeda menjadikannya makin mengerti, keadaan yang sebenarnya iya elak sejak dulu.
Sesekali teman jingga ingin tahu bagaimana kasih sayang seorang keluarga membesarkanmu, temannya tak lain bernama balao, jingga berdiam sejenak lalu menceritakan apapun yang ada di angannya, bukan kenyataan, bukan yang telah terjadi tapi apa yang ingin ia wujudkan.
Dan mereka berbagi cerita tentang hidupnya masing-masing. Dan terpana ketika mendengar kisah hidup yang di alami balao, ternyata hidupnya lebih menyakitkan dari yang dia rasakan, dengan keluarga broken home, dia bisa sampai di sini dan berkuliah karna kebaikan dari sepupu yang membiayainya, merasa bersyukur ketika apa yang kita alami masih lebih beruntung ketimbang hidup orang lain di luar sana. Seketika pembelajaran soal hidup mulai bertambah, mulai membuat sosok jingga mekin menuju bijaksana. Meskipun akhir semester ini berlalu tanpa pulang ke kampung halaman, bersyukur, bahwa tiap langkah yang membawamu saat ini mengajakmu untuk lebih mengenal arti hidup yang sebenarnya. Ketika beberapa telah terjadi satu persatu akan menjalani kehidupan masing-masing, dan hal itu yang di rasakan jingga, ketika kakak pertamanya memutuskan untuk menikah, hingga saat iya berbahagia, bahkan sebuah sms pun susah untuk orang tua jingga peroleh. Kerinduan terhadap anak yang di rasakan kedua orang tua jingga membuatnya makin ingin tahu arti hidup.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar