Kamis, 30 Januari 2020

Keluar (ga)



Setelah melihat foto di atas kalian pasti berpikir bahwa kami harmonis juga romantis. Tapi nyatanya kami jauh dari kata itu, kompak ? apalagi, yang banyak pada kami itu marah-marahannya, berantem-berantemnya, kayak anak PAUD yang susah akur dan di atur.
Saya kadang iri pada teman-teman yang setiap tahunnya di moment lebaran atau acara keluarga pada foto bareng keluarga, tapi kami beda, hal itu sangat mustahil terjadi, foto yang di atas saja susahnya diajak kompromi dengan berbagai macam bujuk rayuan agar semuanya setuju untuk berangkat ke studio foto. Semua di buat ribet mulai dari pakaian, waktu yang pas, dan masih banyak persoalan yang tidak penting dan dicernah akal, tapi kami justru sibuk mempersoalkan itu. Ingat kejadian foto ini saja masih terasa jengkelnya bagi saya selaku ketua panitia saat itu kata mereka. Buat mereka yang sering liburan bareng keluarga, itu cuma harapan yang sia-sia dikeluarga kami.
Itu kalian, dan yah... inilah kami, seburuk apa pun keluargamu, kamu patut bersyukur, punya keluarga lengkap adalah hal yang luar biasa. Jika sekarang kamu masih bisa saling mengabari, kamu beruntung. Jarak bukanlah hal yang menakutkan, iya perlu ditaklukkan. Bersama tak harus serumah, toh rezeki kalian ada di tempat yang berbeda. Allah Maha pintar dengan segala pengetahuan. 
Katanya keluarga adalah rumah.

Tapi bagiku keluarga adalah tempat dimana semua ego dan amarah bertemu. Ia menjadi darah dan daging. Mendarah daging di raga kami. Kesederhanaan adalah hidup yang kami senangi. Meski tak kemana-kemana, kami selalu senang karna bersama. 

Sesering apa pun kita bertikai, semoga ego berhenti dibuat kenyang oleh amarah.

Jarak bagi kami adalah perjalanan. 

Pertemuan bagi kami adalah pulang.

Jadi menurutku keluarga adalah tuan rumah yang merindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar